Mahasiswa Asing Menilik Pembelajaran di TK dan SD

Tujuh mahasiswa Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, yang tergabung dalam Program Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) melakukan kunjungan di dua Taman Kanak-Kanak dan sebuah Sekolah Dasar di Kabupaten Sleman pada Senin (25/3). Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka program ekskursi yang merupakan salah satu fasilitas Bridging Course yang ditawarkan oleh UNY.

Taman Kanak-Kanak yang pertama kali dikunjungi adalah sebuah TK yang terletak tidak jauh dari kampus UNY, yaitu TK ABA Karangmalang di Lembah UGM. Dengan didampingi oleh Ari Kusmiatun, M. Hum., dosen jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, para mahasiswa terlihat sangat antusias saat mengunjungi TK ini. Hal ini dibuktikan dengan interaksi aktif mereka dengan anak-anak. Salah satu mahasiswa yang berasal dari Burundi, Alfred Irambona tampak sangat bersemangat mewawancarai salah satu guru di sana.

Perjalanan kemudian dilanjutkan ke TK – SD Model Kabupaten Sleman yang terletak di Blotan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Dengan didampingi oleh Masyonohadi dan Yulia Dwi Ernawati, guru kelas SD Model, rombongan mahasiswa KNB tersebut melakukan observasi  di semua lokasi sekolah untuk mencari tahu fasilitas apa saja yang ditawarkan oleh sekolah. Mereka juga menanyakan berbagai macam hal, terutama mengenai seluk beluk sekolah, fasilitas, uang SPP, kegiatan ekstrakurikuler, dan kriteria anak untuk dapat masuk di sekolah percontohan ini.

Mahasiswa-mahasiswa tersebut juga berkesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan anak-anak, baik dalam kegiatan pembelajaran di kelas, maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler. Sundarti, S.Pd.,  koordinator TK Model menjelaskan bahwa semua pembelajaran dilaksanakan dengan konsep permainan, termasuk pembelajaran calistung (baca, tulis, hitung). Selain itu, juga terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler wajib seperti seni musik, seni lukis, seni tari, dan modeling yang bertujuan untuk mengetahui kecenderungan bakat anak.

Ari Kusmiatun, M. Hum. salah satu penanggung jawab dan koordinator program Bridging Course ini memaparkan bahwa ekskursi ini adalah sebagai pelaksanaan program Bahasa Indonesia for Academic Purposes. Dalam hal ini, mereka melakukan kunjungan-kunjungan bukan ke objek-objek wisata, melainkan tempat-tempat yang berhubungan dengan pendidikan, seperti sekolah dan pesantren. Setelah kunjungan, mereka diharuskan melaporkan hasil kunjungan mereka dalam berbagai mata kuliah seperti menuliskan essay dan berpartisipasi dalam diskusi tentang hal terkait. (tw)