Prosedur Pengajaran, Pembelajaran, dan Penilaian

Prosedur Pengajaran, Pembelajaran, dan Penilaian

  1. :Pengajaran
  1. Metode Perkuliahan di Prodi Linguistik Terapan dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yakni metode untuk perkuliahan tatap muka, perkuliahan daring, dan kuliah lapangan. Perkuliahan tatap muka menggunakan 7 metode utama, yakni ceramah, diskusi, presentasi, tutorial, team teaching, simulasi, dan tugas kelas. Metode perkuliahan daring pada masa pandemi Covid-19 ini menggunakan metode ceramah online dan presentasi online dengan berbagai aplikasi, utamanya LMS Be-Smart yang dikelola Puskom UNY dan aplikasi lain seperti Zoom untuk setiap Prodi dan Webex yang dilanggan oleh Pascasarjana, Google Meet, serta aplikasi lainnya. Perkuliahan juga menggunakan forum diskusi, tanya jawab online, Youtube, Google Drive, dan media sosial lainnya seperti Facebook. Metode perkuliahan praktek utamanya menggunakan metode proyek. Mahasiswa turun ke lapangan untuk mengobservasi berbagai fenomena kebahasaan dalam berbagai konteks baik langsung maupun melalui rekaman, baik lisan maupun tulisan untuk merancang topik yang diajukan. Selain melakukan observasi, mahasiswa juga melakukan wawancara dan diskusi kelompok untuk menemukan data-data yang dibutuhkan dalam proyek. Perkuliahan lapangan juga menggunakan metode demonstrasi, metode simulasi, dan metode-metode analisis. Pada beberapa mata kuliah lapangan dibutuhkan metode penyajian data melalui media online.
  2. PPs UNY memperlakukan mahasiswa secara humanis. Mahasiswa berkebutuhan khusus mendapatkan prioritas dalam mengakses sumber belajar, mengikuti perkuliahan, dan mengakses berbagai fasilitas. Petugas selalu siap membantu mahasiswa memasuki ruang kelas, mendapatkan layanan akademik, dan kebutuhan lain selama perkuliahan. Prioritas ini juga diberikan kepada mahasiswa usia lansia. Selain itu, PPs UNY juga memberikan fasilitas khusus mahasiswa asing berupa penjelasan peraturan dalam dua bahasa, fasilitas konsultasi, serta bantuan akses fasilitas perpustakaan dan ruang belajar khusus. PPs UNY juga melibatkan mahasiswa asing dalam kegiatan seremonial.
  3. Pembelajaran di LT PPs UNY berorientasi pada mahasiswa. Sesibuk apa pun dosen, mahasiswa tetap mendapatkan perkuliahan, baik tatap muka, daring, maupun penugasan terstruktur. Kampus menyediakan aplikasi BeSmart untuk blended learning sehingga mahasiswa lebih mudah mengakses informasi perkuliahan di mana pun berada. Pembelajaran yang berorientasi mahasiswa dapat dilihat sejak Kartu Rencana Studi (KRS) diajukan mahasiswa melalui Siakad, pengajuan judul tesis, dan pemilihan pembimbing, serta pembimbingan tesis. Mahasiswa juga mendapatkan hak bimbingan sesuai kebutuhkan mereka, bahkan bimbingan melalui jalur pribadi, tatap muka maupun daring melalui https://bimbingan.uny.ac.id/.

 

  1. Pembelajaran
  1. PPs UNY memiliki mekanisme baku terkait proses penentuan mata kuliah, pelayanan akademik, dan proses bimbingan. Mata kuliah disusun secara sistematis melalui proses diskusi panjang, melalui rapat bersama alumni dan pengguna, rapat dosen anggota tim teaching, dan rapat dewan dosen, serta tim pengembang prodi. Proses ini menghasilkan mata kuliah yang saling berkaitan untuk menunjang dan mengarah pada penulisan tugas akhir (thesis). Selain itu, PPs UNY juga membuat satuan tim pengembang yang bertugas memberikan ide-ide inovatif untuk proses pengembangan pelayanan pendidikan dan tim penjaminan mutu yang bertugas menjaga dan menjamin kualitas pendidikan dan pelayanan terbaik.
  2. Beban kerja atau beban kuliah mahasiswa LT PPS UNY diukur dengan SKS (Sistem Kuliah Semester). Pada semester I, mahasiswa menuntaskan SKS paket, yakni 15 SKS. Pada semester II, mahasiswa menuntaskan 13 SKS paket. Pada semester III mahasiswa menempuh 5 SKS paket dan semester IV 6 SKS. Beban kerja mahasiswa wajib diselesaikan antara 4 semester hingga 8 semester. Satu SKS terdiri dari 1 jam (50 menit) perkuliahan tatap muka, 1 jam (50 menit) kegiatan terstruktur dan 1 jam (50 menit) kegiatan tindak lanjut mandiri. Oleh karena itu, berbagai metode dan penugasan diterapkan pada setiap mata kuliah, dan mahasiswa dituntut untuk menyesuaikan diri dalam manajemen waktu belajar. Satu SKS setara dengan 1,5 ECTS. Dengan demikian, mahasiswa S2 LT PPs UNY memiliki beban 40 SKS, setara dengan 45,328:28 X 40 = 60 ECTS.
  3. Pada akreditasi yang pertama, yakni akreditasi BAN PT tahun 2015, LT PPs UNY memperoleh akreditasi A. Pada akreditasi ASIC 2019, LT memperoleh predikat "terakreditasi". Berdasarkan hasil ini LT PPs UNY mencatat beberapa temuan, yakni penyesuaian perkuliahan, batas beban mengajar dosen, fasilitas perkuliahan, dan sistem pembimbingan. Beberapa mata kuliah baru dimunculkan sebagai bagian dari proses kurikulum, di antaranya linguistik korpus. Batas beban mengajar dosen dari 20 menjadi 16 lalu diturunkan kembali menjadi 14. Hal itu dimaksudkan agar dosen memiliki cukup waktu untuk berinovasi dan memberikan pelayanan terbaik. Selain itu, PPs juga meluncurkan vicon baru untuk pembelajaran online, bimbingan online, dan wajib blended learning. Sistem pembimbingan diperbaiki, yang semula dimulai pada semester IV, kini dimulai pada semester III. Hal ini bertujuan untuk mempercepat masa studi mahasiswa.
  4. Prosedur penanganan keluhan atau aduan di PPs UNY ditangani oleh tim akademik dan penjaminan mutu. Pengaduan dan keluhan dapat dilakukan secara langsung kepada manajemen PPs UNY dan unit bimbingan konseling yang disediakan universitas. Aduan dapat disampaikan melalui dosen penasihat akademik, sedangkan masukan dapat disampaikan melalui e-monev http://survey.uny.ac.id/site. Semua komponen yang menerima aduan akan memproses sesuai kepentingan dan jalurnya. Selain itu, mahasiswa juga dapat memberikan masukan terkait performa pengajaran dosen melalui e-monev pada awal dan akhir semester.

 

  1. Ujian
  1. Semua mahasiswa LT PPs UNY memperoleh bekal pengetahuan dan keterampilan sesuai mata kuliah masing-masing, meliputi penerapan ilmu linguistik dalam pembelajaran, pengajaran, penelitian, dan penerjemahan. Evaluasi yang diterapkan meliputi evaluasi proses (selama perkuliahan dan proses penyusunan tugas), evaluasi progres (kemajuan yang dicapai mahasiswa dalam kurun waktu tertentu), dan evaluasi produk (karya yang dibuat mahasiswa). Evaluasi dilakukan oleh peer reviewer, dosen pengampu, tim dosen, dan pihak luar yang diakui, seperti redaktur jurnal internasional atau jurnal nasional terakreditasi.
  2. Konsep ujian prodi LT PPS UNY tetap didasarkan pada tiga dasar utama, yakni kemampuan berkarya, kemampuan menjelaskan konsep, isi, dan analisis karya, serta kemampuan menyosialisasikan karya baik tatap muka maupun tertulis. Pada masa Covid-19 ini, konsep ujian bergeser dari tatap muka ke daring. Mekanisme tetap sama, yakni ujian tugas akhir diuji oleh Tim dosen 4 orang, pemertahanan tesis face to face atau penilaian naskah, ada proses revisi yang dibatasi maksimal tiga bulan, dan kesempatan mengulang jika gagal atau kehabisan waktu revisi. Adapun waktu ujian mata kuliah didasarkan pada kalender akademik yang disusun setiap awal tahun ajaran. Pelaksanaan ujian tetap mengacu pada dasar utama di atas.
  3. Semua dosen LT PPs UNY melakukan penilaian dan pengujian setelah memahami mekanisme baku yang harus dilakukan. PPs mengadakan pelatihan pembimbingan, melakukan sosialisasi peraturan kepada semua dosen, melakukan rapat dewan dosen untuk menjaring tanggapan, serta mendatangkan ahli dari berbagai universitas termuka, seperti Universitas Malaysia dan Universitas India. Para dosen memperoleh dukungan PPs untuk menyamakan persepsi penilaian, memperoleh penguatan standar penilaian, meningkatkan kompetensi menguji dan menilai tesis mahasiswa secara objektif.
  4. Ujian tesis dilakukan melalui mekanisme yang ditetapkan PPs. Sebelum ujian, mahasiswa harus menulis tesis di bawah bimbingan dosen pembimbing. Setelah mendapatkan persetujuan dosen pembimbing, mahasiswa mengajukan ke dosen pereview materi dan media. Setelah naskah tesis dianggap layak, dosen pembimbing dan dosen pereview akan memberikan tandatangan mereka. Setelah itu mahasiswa mendaftar ujian di bagian akademik PPs dan menyerahkan naskah ujian. Pihak akademik akan mencarikan hari luang dan membuat jadwal ujian berdasarkan kesepakatan waktu dengan dosen penguji (penguji utama, ketua penguji, sekretaris penguji) dan dosen pembimbing. Ujian dapat dilakukan setiap hari kerja sesuai waktu yang disepakati para penguji dan diumumkan seminggu sebelum ujian berlangsung. Ujian dapat diikuti oleh mahasiswa lain sebagai pendengar.
  5. Semua peraturan pelaksanaan ujian dibuat oleh PPs dengan melibatkan banyak pihak. Dalam proses tersebut, PPs juga melakukan serangkaian proses penerbitan aturan, form penilaian, dan indikator penilaian. PPs melakukan penjaringan atau penunjukan calon penyusun kebijakan, validasi ahli, dan sosialisasi. Hingga saat ini, semua peraturan terlaksana dengan baik dan tidak ditemukan keberatan dari pihak dosen dan mahasiswa.